Selasa, 28 Oktober 2008

VYGOTSKY, PANDANGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM PENDIDIKAN

Muhammad Yaumi




Seperti pembahasan tentang Piaget, mengkaji peran Vigotsky dapat diuraikan melalui riwayat singkat, berbagai pandangannya tentang belajar, dan beberapa implikasi pandangannya dalam pendidikan saat ini.

1. Riwayat Singkat Vygotsky (1896-1934)

Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof. Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.

Vygotsky mengajar kesusatraan di suatu sekolah Propinsi sebelum memberi kuliah psikologi pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya membawakan kuliah psikologi walaupun secara formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Dari sinilah dia semakin tertarik dengan kajian psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D. mengenai ”Psychology of Art” di Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925. Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontiev dalam membuat dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan pendekatan Vygotsky. Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yang begitu besar dari pemegang kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan mengembangkan teorinya. Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya. Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.

2. Pandangan Vygotsky tentang Perkembangan Kemampuan Manusia

Menanggapi pandangan Piaget yang mengatakan terdapat umur yang dijadikan patokan secara universal seperti umur 0-2 tahun adalah tahapan pengembangan sensory-motor stage, tahap perkembangan sensori motor, umur 2 sampai 5 tahun adalah tahapan preoperational stage, umur 7–11 tahun adalah tahap concrete operation, dan 12 ke atas adalah tahap penguasaan pikiran, Vigostsky mengatakan jangan hanya terikat pada apa yang dijadikan patokan oleh Piaget apa lagi Piaget mengambil penelitian di rumah anak yatim piatu yang sesungguhnya meneliti anak yang pertumbuhannya tidak wajar karena tidak memiliki sanak keluarga kecuali teman-teman mereka sendiri. Padahal sangat perlu adanya interaksi dengan yang lain.
Oleh karena itu, Vigostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting sebagai dimensi psikologis. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan yang dimaksud terdiri atas empat tahap; Pertama, more dependence to others stage, yakni tahapan di mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif. Kedua, less dependence external assistence stage, di mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri. Ketiga, Internalization and automatization stage, di mana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis.
Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai kematangan yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri yang matang. Keempat, De-automatization stage, di mana kinerjan anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.
Untuk mendeskripsikan bagaimana anak berkembang dari tahap kapasitasnya mulai berfungsi hingga masa perkembangan lanjutan, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1
Tahapan Perkembangan













Vygostsky adalah seorang ilmuan yang menekankan pada pentingnya memperhatikan konstruksi sosial. Menurut dia, seluruh perkembangan dan prilaku manusia selalu ada proses kesesuaian antara prilakunya dengan konstruksi sosial, process of approriation by behavior. Appropriation berarti kesesuaian prilaku dengan konstruksi sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu teorinya dikenal dengan istilah sosial constructivist. Sedangkan, Piaget membangun teorinya lebih pada perkembangan pribadi perorangan, yang oleh kebanyakan ahli memposisikannya pada teori personal constructivist. Piaget sangat terkait dengan proses dasar-dasar biologis manusia. Sedangkan, Vygostsky mengatakan bahwa memang perkembangan kognitif sangat terkait dengan proses dasar-dasar biologis manusia yang banyak kemiripannya dengan binatang, tetapi masih ada psikologis tinggi seperti pada setiap anak lahir dengan membawa rentangan kemampuan, persepsi, dan perhatian dalam konteks sosial dan pendidikan akan tertransformasikan. Artinya perubahan itu terjadi kalau anak tersebut dididik dalam konteks sosial melalui hukum sosial, bahasa, sarana, kebudayaan tertentu yang dapat menjadikan fungsi psikologis kognisi tinggi. Inilah ciri pandangan Vygostsky yang mendapat pertentangan yang sangat hebat di Rusia, terutama dari kaum behavioris yang bernama Ivan Pavlov.

Selanjutnya, Vygostsky juga mengemukakan adanya scaffolded instruction, pembelajaran yang mengikuti lompatan-lompatan, yang dia bagi ke dalam tiga prinsip utama, yaitu holistik yang artinya harus bermakna, harus dalam konteks sosial tertentu, harus memiliki peluang untuk berubah dan terkait antara tingkat yang satu dengan tingkat berikutnya. Kalau ketiga hal ini dapat diwujudkan, maka hal itulah yang disebut dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan timbal balik atau dikenal dengan istilah Reciprocal Teaching Approach. Malah anak itu akan memperoleh tantangan yang terkait dengan aktivitas di luar dari tingkat perkembangannya.

3. Implikasi Pandangan Vygotsky dalam Pendidikan

Vygotsky telah memberikan kontribusi penting dalam perkembangan manusia dengan membuka wawasan baru melalui perspektif cross cultural, lintas budaya. Di samping itu, Vygotsky juga telah menanamkan adanya proses akselerasi dan peningkatan kadar mental dalam menempuh pendidikan. Semuanya ini membawa konsekwensi terhadap perubahan masyarakat informasi, information based society yang menuntut terciptanya human capacity development, pengembangan kapasitas manusia. Hanya saja, semuanya dapat menjadi kendala besar terhadap kajian gender, rakyat kecil, dan daerah terpencil di dalam mengembangkan kapasitas manusia. Oleh karena itu kita hendaknya berpikir dan bertindak cepat dalam menciptakan fleksibilitas, keterbukaan, berpikir kritis dan kreatif dan menumbuhkan dexterity, ketangkasan, dalam memahami masyarakat yang berbasiskan informasi seperti sekarang ini. Hal inilah yang merupakan kelanjutan dari pemikiran Vygotsky tentang cultural, budaya.

Di Indonesia, program penelusuran bakat dan minat yang dikembangkan oleh beberapa universitas negeri dan swasta adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dengan pandangan Vygotsky yang melihat umur bukanlah hal yang sangat prinsipil dalam mengembangkan kreativitas anak. Di Perguruan tinggi sekelas Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa universitas lainnya, telah mengembangkan program penelusuran bakat dan minat yang mereka beri nama jalur Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi atau disingkat (PMPB). Begitu pentingnya menggali dan mengkonstruksi potensi peserta didik, mereka memberikan ujian masuk tersendiri yang terpisah dari ujian masuk mahasiswa pada umumnya.

Program eskalasi dan akselerasi di sekolah dasar seperti yang banyak dikembangkan dan dibicarakan sehubungan dengan keinginan untuk menggali potensi anak berbakat merupakan kontribusi Vygotsky dalam mengembangkan pendidikan. Eskalasi mengandung pengertian penanjakan kehidupan mental, sedangkan akselerasi, acceletion, secara singkat diterjemahkan percepatan (Semiawan, 2002). Lebih jauh, Semiawan (1997) membagi pengertian akselerasi ke dalam dua bagian. Pertama, akselerasi sebagai model pelayanan pembelajaran. Kedua, akselerasi kurikulum atau akselerasi program. Pengertian yang pertama dapat dijalankan dengan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak berbakat untuk melompat ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, seorang anak kelas II SD memiliki kemampuan lebih tinggi pada mata pelajaran matematika. Setelah diberikan tes kemampuan ternyata anak itu memiliki kemampuan yang sama dengan kemampuan anak yang berada di kelas III SD, maka anak tersebut diberi kesempatan untuk duduk di kelas III SD khusus untuk mata pelajaran matematika dan tetap berada di kelas II SD untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan pengertian yang kedua dapat dijalankan dengan melakukan peringkasan program. Misalnya, program yang sebenarnya ditempuh dalam waktu empat bulan dapat dipercepat menjadi satu bulan tanpa mengubah kualitas isi yang diberikan. Di sisi lain, program eskalasi dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan materi yang memperhatikan fleksibilitas dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Seperti dalam program akselerasi, program pengayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pengayaan horizontal mengandung pengertian kesejajaran tingkat pengayaan yang diberikan kepada kelas yang sama, sedangkan pengayaan vertikal dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan pada kelas yang lebih tinggi.